Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pada tahun 2025, Indonesia mampu memproduksi baterai lithium sendiri. Hal itu ia sampaikan di depan para pengusaha Indonesia dan Asia.
"Indonesia akan menjadi produsen baterai lithium terbesar ketiga di dunia pada tahun 2027 atau 2028 nanti. So, don't look down on Indonesia." ucap Luhut.
Ia menekankan ucapan tersebut bukan sekedar angan-angan belaka. Pasalnya, kata dia, Indonesia telah mengantongi investasi senilai 31,9 miliar dolar AS untuk pengembangan supply chain industri baterai di Indonesia hingga tahun 2026.
Luhut berujar Indonesia telah menarik investasi asing langsung sebesar 45,6 miliar dolar AS tahun lalu. Dia seperti dikutip tempo.co, menilai hal itu merupakan rekor tertinggi sejak 2000.
Di sisi lain, ia kembali menyinggung nilai ekspor industri nikel Indonesia yang mencapai 33,8 miliar dolar AS pada 2022, di mana 14,3 miliar dolar AS dihasilkan dari ekspor besi dan baja.
Keberhasilan itu, menurut dia, terwujud karena keteguhan Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk tetap melanjutkan kebijakan hilirisasi industri.
Seperti diketahui, Jokowi kukuh mendorong pengolahan bahan mentah atau raw material di dalam negeri agar mendapatkan nilai tambah yang lebih tinggi.
Luhut mengaku data nilai ekspor tersebut juga ia sampaikan kepada International Monetary Fund (IMF) yang sempat mengunjungi kantornya beberapa hari lalu.
"Saya sembari berkata bahwa jika dulu semua bahan mentah kita ekspor secara cuma-cuma, sekarang cukup sudah," kata dia.
Lebih jauh, ia menuturkan saat ini, Indonesia sudah bisa mengekspor besi dan baja, bukan bijih nikel lagi. Indonesia pun akan melakukan hal yang sama terhadap timah, bauksit, tembaga, dan lainnya. Menurutnya, perubahan besar ini harus dilihat oleh negara-negara maju.
"This is their problem. Selalu melihat negara berkembang seperti Indonesia adalah negara yang mereka tahu dua puluh atau lima belas tahun yang lalu," ujarnya.
Dengan memberlakukan larangan ekspor nikel, Luhut menilai Indonesia mempunyai kekuatan untuk menghasilkan energi hijau yang sudah kita cita-citakan sejak lama. Dia berharap kebanggaan akan pencapaian itu juga turut dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Luhut pun menegaskan adanya langkah hilirisasi bukan berarti pemerintah Indonesia sedang melawan pihak mana pun. Justru, kata dia, pemerintah Indonesia bersahabat dengan siapa saja.
Dia juga menyatakan Indonesia terbuka dan mempersilakan negara-negara lain untuk berinvestasi serta membangun industri pengolahan pertambangan di Tanah Air.
Dengan catatan, kata Luhut, Indonesia memiliki aturan main atau regulasi yang harus dipenuhi. "Menjadi negara maju adalah hak setiap negara, kewajiban kita adalah memperjuangkannya," ujarnya.
Ini Bukan Janji Manis Luhut, Indonesia Bakal Produsen Baterai Lithium Terbesar Ketiga di Dunia 2027!
