Pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed, yang pengerjaannya memakan waktu hingga dua tahun ternyata menyisakan cerita tersendiri. Para pekerja proyek memiliki utang di warung makan hingga Rp145 juta. Utang tersebut belum dibayar sama sekali hingga proyek selesai.
Pengerjaan Masjid Raya Sheikh Zayed dilakukan 2021-2022. Pemilik warung makan Restu Bunda, Dian (38) mengaku dari awal para mandor menjanjikan uang makan dibayar tiap dua minggu sekali.
"Perjanjiannya tiap dua minggu terbayarkan. Sedangkan dari sisi mandornya perusahaannya enggak on-time. Bahkan terkadang 4 minggu sekali baru dibayarkan," terangnya.
Para pekerja yang berhutang di bawah tiga mandor. Di antaranya mandor berinisial N yang memiliki utang Rp65 juta. Lalu G yang berhutang Rp50 juta. Kedua mandor tersebut berasal dari Demak. Sementara adal Purwodadi berinisial G yang masih memiki hutang Rp30 juta.
"Kemarin kasusnya banyak mandor-mandor ngeluh dipending. Bayaran sekian hanya menerima sekian persen. Mandor harus cari kekurangan dari mana," tuturnya.
Para mandor tersebut beralasan pembayaran dari pihak pengembang yang tersendat sehingga tidak mampu membayar utang tersebut. Sementara proyek harus tetap berjalan. "Harus gaji karyawan harus bayar warung. Perusahaan enggak mau tahu. Namanya tenaga enggak makan enggak ada kekuatan," jelas Dian.
Bahkan ada mandor yang sengaja kabur sehingga gaji pekerja proyek dan uang makan tidak dibayarkan. "2020 awal pengerjaan sampai 2022 banyak yang mental. Setelah bayaran ada yang kabur. Karyawan enggak dibayar warung enggak dibayar. Harus mencari kekurangan dimana," jelasnya.
"Kalau saya sendiri mengunjungi mandor itu. Saya datangi rumahnya. Minta gimana kepastiannya. Ada yang kabur. Saya harus ke sana. Mau enggak mau saya tetap tagih," tuturnya.
Saat ini pihaknya belum berniat menempuh jalur hukum. "Ada komitmen makanya saya tempuh jalur kekeluargaan. Saya sudah sabar ya gimana lagi," jelasnya.
Merespons permasalahan utang tersebut, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka meminta mandor proyek Masjid Sheikh Zayed yang berutang kepada pemilik warung makan seratusan juta rupiah segera melunasinya.
Jika tidak, Gibran mengancam akan mendatangi mandor itu. "Ya segera diselesaikan, minggu ini. Kalau nggak, tak parani wonge (saya datangi orangnya), wis enek (sudah ada) contact person-nya," kata Gibran, Jumat (17/03).
Gibran mengaku sudah mengantongi nama-nama mandor itu. Gibran juga telah mengkonfirmasi ke pihak kontraktor proyek Masjid Sheikh Zayed.
"Wis ditelepon mandore, mandore sing salah (sudah ditelepon mandornya, mandornya yang salah). Dari Waskita (kontraktor) sudah menyelesaikan tugasnya, ini salahe mandore (salahnya mandor)," ujar Gibran.
"Saya sudah tahu orangnya, nanti tinggal ditagih wae (saja). Dirampungke koyo cah lanang (diselesaikan secara jantan), ngebon kok ngasi (utang kok sampai) ratusan juta," imbuh putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
Gibran pun merasa kasihan terhadap pemilik warung yang diutangi tersebut. "Mesakne (kasihan), utang sampai ratusan juta," imbuhnya.
Pekerja Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Utang di Warung Hingga Ratusan Juta Rupiah, Ini Ancaman Gibran untuk Mandor
