Timnas U-20 Israel berhak tampil di Piala Dunia U-20 pada Mei-Juni 2023 Indonesia setelah menjadi finalis Piala Eropa U-19. Akan tetapi, kelolosan Israel tersebut tidak disambut positif oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Melalui media sosial, mereka menyuarakan agar pemerintah menolak Israel berkompetisi di Piala Dunia U-20 tahun ini.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengatakan bahwa pihaknya akan tetap melakukan tugasnya dalam mempersiapkan hal-hal teknis yang berkaitan dengan kejuaraan antarnegara sepakbola dunia tersebut.

Erick Thohir menjelaskan posisi PSSI. Dia menerangkan bahwa PSSI hanya berfokus kepada Timnas Indonesia U-20 dan hal-hal teknis berkaitan dengan tugas Indonesia sebagai tuan rumah.

"Tugas PSSI itu sesuai dengan ini, kita menyiapkan timnas dan persiapan teknis dari kejuaraan, dan tentu masing-masing ada tupoksinya. Saya sampaikan salah satunya pihak Kemenlu harus siapkan sisi politiknya," kata Erick Thohir saat meninjau kesiapan Stadion si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Sabtu (11/03).

Senada dengan Erick, Menpora Zainudin Amali menyebut isu soal Israel telah ditangani oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-20, menurutnya sejumlah lembaga pun memiliki tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Termasuk, kata dia, Kemenlu yang memiliki tugas diplomasi politik.

"Itu merupakan bagian pemerintah, di pemerintah ada tupoksinya masing-masing. Ini (isu penolakan Timnas Israel) banyak tugas ke Kemenlu," kata Zainudin.

Menpora yang kini mengajukan pengunduran diri ke Presiden Joko Widodo itu optimistis Kemenlu akan menangani isu tersebut dengan sebaik mungkin. Pasalnya, kata dia, Kemenlu memiliki pengalaman yang baik soal diplomasi.

"Kemenlu sudah berpengalaman, dan mampu melakukan sesuai apa yang disiapkan. Pemerintah bersama-sama," kata Zainudin menambahkan.

Diketahui, keikutsertaan timnas Israel dalam turnamen ini telah memicu kontroversi dan polemik di Indonesia. Beberapa pihak, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), menentang kehadiran timnas Israel karena berbagai alasan, seperti dukungannya terhadap tindakan Israel terhadap rakyat Palestina.

"Sikap tegas tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel ini harus dipertahankan dan dijaga dengan sepenuh hati selama Israel masih terus menjajah bangsa Palestina," ujar Ketua MUI, Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangannya tengah pekan lalu.

Di sisi lain, penolakan kehadiran timnas Israel ini berpotensi akan berdampak pada diberikannya sanksi kepada sepak bola Indonesia. 

Hal ini karena kedatangan timnas Israel bukan atas dasar undangan Indonesia, tapi mereka hanya datang berdasarkan undangan pihak ketiga yakni FIFA.

Adapun terkait dengan sanksi yang berpotensi didapatkan jika melarang timnas Israel hadir, berdasarkan pada pasal 4 Ayat 5 menyebutkan aturan FIFA.

Bahkan bukan hanya pelarangan, jika suporter Indonesia membawa atau mengkampanyekan slogan politik, maka termasuk pelanggaran. 

"Peralatan tidak boleh memiliki slogan, pernyataan, atau gambar politik, agama atau pribadi. Pemain tidak boleh memperlihatkan pakaian dalam yang menunjukkan politik, agama, slogan pribadi, pernyataan atau gambar, atau iklan selain logo pabrikan. Untuk pelanggaran apa pun, pemain dan/atau tim akan diberi sanksi oleh penyelenggara kompetisi, asosiasi sepak bola nasional, atau FIFA." demikian bunyi pasal tersebut.