Saat ini pemerintah tengah melakukan program panen nusantara satu juta hektar di 66 titik di Indonesia. Salah satunya di Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim). Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, Helmy Elisabeth menyampaikan Bojonegoro semakin dikenal sebagai penghasil padi ketiga terbesar se-jawa Timur dan tentunya menjadi lumbung pangan Nasional.
Helmy mengatakan, pada panen kali ini mengambil tema padi petani untuk Indonesia, khususnya padi petani Bojonegoro untuk Indonesia.
"Pada kegiatan panen ini mengambil tema padi petani kita untuk Indonesia. Ini saya tambahkan lagi padi petani Bojonegoro untuk Indonesia," ucapnya, dikutip Minggu (12/03/2023).
Luas panen untuk tahun 2023 pada bulan Januari-Februari dan prediksi sampai dengan nanti akhir Maret sekitar 76.970 hektar luas panen, yang setara dengan 437.189 ton gabah kering panen. Helmy juga meminta Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan dukungan untuk Kabupaten Bojonegoro.
Sementara itu Kepala Balai Veteriner Subang, Kementerian Pertanian RI Sodirun menyampaikan agenda panen di Bojonegoro ini untuk menyukseskan panen nusantara 1 juta hektar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian. Kabupaten Bojonegoro adalah salah satu titik yang dipilih dari 66 titik di seluruh Indonesia.
"Kaitannya dengan panen Nusantara ini, diharapkan dapat menambah semangat dari petani untuk bertani, kemudian PPL maupun dinas, bahwa pemerintah pusat itu memperhatikan pertanian," jelasnya.
Lebih lanjut, Kepala DKPP menjelaskan bahwa Kabupaten Bojonegoro dengan luas sawah hampir 83.197 hektar, menjadi modal dan potensi di sektor pertanian. Selain itu dukungan dari Ibu Bupati Anna Mu'awanah yang sangat konsen sekali untuk sektor pertanian, melalui berbagai macam program salah satunya yaitu program petani mandiri.
"Dari program itu, petani kita diberi motivasi dan dukungan untuk pemenuhan saprodi berupa benih dan pupuk. Itu baru salah satu program, belum program yang lainnya termasuk perhatian beliau untuk kebutuhan alat dan mesin pertanian pasca panen," tandasnya.
Hal tersebut ditujukan agar potensi pertanian di Kabupaten Bojonegoro menjadi tulang punggung penggerak ekonomi. Selain itu Bojonegoro beberapa waktu lalu juga telah melaksanakan Nota Kesepahaman atau Memorandum of understanding (MoU) dengan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).
"Bersama-sama dengan Bulog, kita menjaga kestabilan harga, supaya petani kita merasakan dan menikmati keuntungan, agar lebih sejahtera," paparnya.