Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan pendanaan satu smelter bisa menghabiskan hingga belasan triliun rupiah.

Ia menjelaskan pembiayaan smelter ini sepaket dengan pembangkit tenaga listrik. Sebab, sumber tenaga listrik dari PLN dengan basis batu bara tidak mencukupi.

“Pak Presiden menyampaikan smelter kebutuhan banyak, kami bank lokal siap membantu namun kita harus sadari smelter minimal Rp 5 triliun sampai belasan triliun per smelter,” ujar Jahja dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Selasa, 7 Februari 2023.

Jahja menilai bank-bank asing hanya mau membiayai smelternya saja, namun tidak ingin memberikan pendanaan untuk batu bara. Selain itu, bunga bank asing dalam bentuk dolar juga menjadi persaingan bagi bank lokal.

“Ini memang kadang-kadang tugas bagi bank lokal agak berat, karena interest bank-bank asing biasanya dalam dolar sangat kompetitif dan kita di Indonesia funding dolar belum banyak. Kalau dalam Rupiah melimpah,” ungkap Jahja.

Untuk itu, Jahja menekankan perlu ada pelonggaran dalam pembiayaan smelter.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menuturkan pihaknya menjalankan program liniensi khususnya untuk mobil listrik. Ia siap menerima saran dari Bos BCA tersebut.

“Kta sudah memberikan beberapa liniensi khususnya yang baru dikeluarkan masalah mobil listrik liniensi kemudian terkait dengan kejadian khusus. Nanti kita mungkin saran bapak akan kita lakukan, nanti kita betul-betul melakukan pendalaman mengenai komponen bunga karena mau tidak mau sedang ditulis P2SK sehingga kami mengatur,” jelas Dian.