Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan dunia tengah menghadapi badai ekonomi yang bisa mendongkrak inflasi. Namun, ketum Partai Golkar itu percaya Indonesia mampu bertahan dari badai tersebut.
Adapun badai itu berasal dari pandemik Covid 19, konflik Rusia dan Ukraina, perubahan iklim, kenaikan harga komoditas, dan lonjakan biaya-biaya hidup.
"Saat dunia masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan, atau yang dikenal dengan the perfect storm atau 5C, Covid 19, conflict Ukraine, climate change, commodity price, serta yang terakhir adalah cost of living yang mendorong inflasi," kata Airlangga dalam puncak acara Tanoto Scholars Gathering 2022 yang ditayangkanvirtual, Kamis, 28 November 2022.
Meski begitu, menurutnya ekonomi Indonesia masih mampu bertahan menghadapi guncangan dunia tersebut. Bahkan, dia meyakini produk domestik bruto (PDB) Indonesia tetap bisa tumbuh di kisaran 5 persen hingga akhir 2022.
"Meski tidak mudah kita patut bersyukur bahwa ekonomi Indonesia mampu bertahan dan bangkit. Pada dua triwulan terakhir, ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen, dan saya yakin di kuartal III maupun IV angka ini mampu dipertahankan," ucap Airlangga dikutip IDM Times.
Dalam menghadapi berbagai guncangan ekonomi dunia, Airlangga mengatakan pemerintah akan terus menjalankan misi perluasan transformasi digital.
"Terkait dengan transformasi digital perlu diingat bahwa di sekitar tahun 2030, Indonesia akan memperoleh bonus demografi, di mana 64 persen dari total penduduk produktif. Dan keuntungan demografi ini adalah momentum yang tidak hadir dalam masa-masa lain," kata Airlangga.
Untuk mewujudkan misi tersebut, Airlangga mengatakan Indonesia membutuhkan jutaan talenta digital sampai 2030.
"Oleh karena itu pertumbuhan harus digenjot, salah satunya melalui ekonomi digital yang diproyeksikan mencapai 323 miliar dolar AS di tahun 2030. Dan ini juga sejalan dengan kebutuhan talenta Indonesia sejumlah 9 juta orang, yang per tahunnya sekitar 600 ribu," tutur dia.